MODUL 4

OP-AMP dan PEMBANGKIT GELOMBANG ISYARAT

PERCOBAAN 1
"INVERTING AMPLIFIER INPUT DC"

[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]
1. Matikan power supply terlebih dahulu  
2. Set hambatan RF dengan resistansi sesuai dengan jurnal  
3. Biarkan input V1 mengambang  
4. Hubungkan jumper J1, dan hidupkan power supply  
5. Kemudian atur tegangan input V2 sesuai dengan jurnal dan catat output yang dihasilkan  
6. Hubungkan output Vo dengan voltmeter. (RF diatur sesuai jurnal).  Aturlah tegangan V2 naik secara perlahan mulai dari -3 volt sambil melihat tegangan outputnya.  Pada tegangan input negatif, berapakah berapakah tegangan output pertama kali berubah?.  Tegangan input negatif tersebut diberi nama –Vi max dan ouputnya +V sat.  
7. Aturlah tegangan V2 turun secara perlahan mulai dari +3 volt sambil melihat tegangan outputnya.  Pada tegangan input positif, berapakah tegangan output pertama kali berubah? Tegangan input positif tadi  diberi nama Vi max dan ouputnya -V sat.  



1. jurnal[kembali]






4. analisa[kembali]

   Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka, diperoleh saat nilai tegangan input berpolaritas negatif maka nilai tegangan input yang dihasilkan adalah berpolaritas positif dan begitu pula sebaliknya. hal ini disebabkan oleh arus yang mengalir dari sumber ke kaki negatif akan melewati R input. karena pada kaki negatif op-amp (kaki inverting) terdapat hambatan yang sangat besar sehingga arus tidak dapat melewati op-amp. dari kaki negatif maka akan diteruskan ke hambatan RF, lalu menuju ke output. untuk menentukan tegangan output adalah dengan mengali -RF dengan arus I di R input (-RF . I rinput). I input sendiri merupakan tegangan input dibagi dengan RI. sehingga didapat nilai output adalah (-RF/RI x Vin). dapat disimpulkan bahwa nilai penguatannya adalah (-RF/RI).
  nilai RF atau hambatan feedback akan menentukan berapa nilai penguatan yang akan dikuatkan oleh op-amp sendiri. namun nilai penguatan yang dihasilkan oleh op-amp memiliki batas output yaitu tergantung terhadap tegangan pembatas atau VCC yang digunakan pada oop-amp. saat nilai penguatan yang seharusnya melebihi tegangan pembatas maka output yang dihasilkan hanya berkisar pada nilai  tegangan pembatas.
    pada percobaan yang telah dilakukan dengan kondisi RF 35,13 K ohm maka, nilai penguatan yang diperoleh berkisar antara -3,28 sampai dengan 3,533 hal ini disebabkan oleh tidak sesuainya nilai Vin yang digunakan pada percobaan tidak sesuai dengan yang ada pada jurnal. saat mengatur Vin, hal ini memiliki kesulitan untuk mengaturnya sehingga yang hanya dapat digunakan adalah nilai yang mendekatinya saja.maka dapat disimpulkan bahwa nilai pengutan yang dihasilkan sekitar -3,5 kali penguatan.
    namun pada saat menggunakan RF sebesar 70,03 K ohm, nilai penguatan yang dihasilkan pada percobaan beragam. nilai penguatan seharusnya adalah sebesar 7 kali penguatan. namun saat nilai Vin yang diinputkan melebihi 1,7 maka tegangan yang dihasilkan tetap sebesar kurang lebih 12 Volt. hal ini disebabkan oleh tegangan pembatas yang digunakan pada op-amp sebesar 12 Volt.
   kedua percobaan diatas menggunakan hambatan input (RI) sebesar 10 K. sehingga dapat disimpulkan nilai pengutan yang dihasilkan oleh op-amp adalah sebesar RF/RI dengan nilai maksimal kurang dari sama dengan tegangan pembatas (VCC) yang digunakan pada op-amp. nilai input yang dihasilkan oleh op-amp inverting berpolaritas berlawanan dengan polaristas tegang input.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar